oleh: Kenni Kusumatuti
1.
Pengertian Penilaian Kinerja
Performance
assessment adalah penilaian berdasarkan hasil
pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Penilaian
dilakukan terhadap unjuk kerja, tingkah laku, atau interaksi siswa. Performance
assessment digunakan untuk menilai kemampuan siswa melalui penugasan. Penugasan
tersebut dirancang khusus untuk menghasilkan respon (lisan atau tulis),
menghasilkan karya (produk), atau menunjukkan penerapan pengetahuan. Tugas yang
diberikan kepada siswa harus sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai dan
bermakna bagi siswa (Setyono,2005:3).
2.
Karakteristik dan Sifat Penilaian
Kinerja (performance assessment)
Menurut
Stiggins (1994:160), salah satu karakteristik penilaian kinerja siswa adalah
dapat digunakan untuk melihat kemampuan siswa selama proses pembelajaran tanpa
harus menunggu sampai proses tersebut berakhir.
Karakteristik
penilaian kinerja menurut Norman (dalam Siti Mahmudah, 2000:18) adalah (1)
tugas-tugas yang diberikan lebih realistis atau nyata;(2) tugas-tugas yang
diberikan lebih kompleks sehingga mendorong siswa untuk berpikir dan ada
kemungkinan mempunyai solusi yang banyak;(3) waktu yang diberikan untuk asesmen
lebih banyak; (4) dalam penilaiannya lebih banyak menggunakan pertimbangan.
3.
Kriteria Penilaian Kerja
Penilaian
kinerja digunakan untuk menilai kemampuan siswa melalui penugasan (task).
Dalam menilai kinerja siswa tersebut, perlu disusun kriteria. Kriteria yang
menyeluruh disebut rubric. Dengan demikian wujud asesmen kinerja yang utama
adalah task (tugas) dan rubrics (kriteria penilaian). Tugas-tugas
kinerja digunakan untuk memperlihatkan kemampuan siswa dalam melakukan suatu
keterampilan tentang sesuatu dalam bentuk nyata. Selanjutnya rubrik digunakan
untuk memberikan keterangan tentang hasil yang diperoleh siswa (Zainul,
2001:9-11)
Ada
beberapa kriteria yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
penilaian kinerja antara lain: generalizability atau keumuman, authenticity
atau keaslian/nyata, muliple focus (lebih dari satu fokus), fairness
(keadilan), teachability (bisa tidaknya diajarkan), feasibility (kepraktisan),
Scorability atau bisa tidaknya tugas tersebut diberi skor ( Popham,
1995:147).
4.
Langkah-langkah Membuat Performance
Assessment
Adapun
langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat performance assessment
adalah
1)
identifikasi semua langkah penting atau aspek yang diperlukan atau yang akan
mempengaruhi hasil akhir;
2)
menuliskan kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan
tugas;
3)
mengusahakan kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak sehingga semua
dapat diamati;
4)
mengurutkan kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang akan diamati;
5)
bila menggunakan skala rentang, perlu menyediakan kriteria untuk setiap pilihan
(Hutabarat, 2004: 17).
5. Validitas dan Reliabilitas dari
Performance Assessment
Validitas
adalah segala sesuatu yang menitikberatkan pada informasi yang diperoleh dari
suatu penilaian yang mengijinkan guru untuk mengkoreksi suatu keputusan tentang
belajar siswa. Salah satu faktor yang dapat mengurangi validitas dari
performance assessment adalah bias. Bias adalah kesalahan guru dalam
menginterpretasikan kinerja siswa karena dalam satu kelompok siswa
dipertimbangkan dalam kriteria yang berbeda atau dinilai pada karakteristik
yang berbeda. Jika instrumen penilaian yang memberikan informasi tidak relevan
dalam mengambil keputusan maka instrument tersebut tidak valid.
Dalam penilaian performance
assessment, seorang guru harus memilih dan menggunakan prosedur yang adil
pada seluruh siswa tapa membedakan latar belakang kebudayaan, bahasa, dan jenis
kelamin. Selain itu faktor lain yang dapat menimbulkan kesalahan dalam
validitas performance assessment adalah kegagalan guru dalam memasukkan
atau memberikan penilaian kinerja siswa.
Reliabilitas
adalah segala sesuatu yang menitikberatkan pada kestabilan dan kekonsistenan
penskoran, secara logika untuk mendapatkan informasi tentang reliabilitas
kinerja siswa adalah mengadakan observasi kinerja sesering mungkin. Jika
kriteria kinerja tidak jelas, maka guru harus mengerti dari suatu kriteria
sehingga tidak timbul kasalahan dan subjektivitas. Salah satu cara untuk
mengurangi ketidakkonsistenan pada penskoran adalah menentukan tujuan
performance assessment dan kriteria-kriteria penilaian dengan jelas pula.
Berdasarkan uraian di atas untuk
menentukan validitas dan reliabilitas dalam performance assessment ada beberapa
langkah yang harus diperhatikan yaitu
1) menentukan tujuan penilaian yang
jelas sebelum memulai;
2)mengajar
siswa dengan kinerja yang diinginkan, dan
3)
memberitahukan kepada siswa tentang kriteria-kriteria kinerja yang akan dipertimbangkan
(Airasian, 1991:299-301).
No comments:
Post a Comment